Selasa, 03 November 2009

Catatan Perjalanan Tebing Sawarna

The Second Commander in Action

By : Gede Bayu (GM-009-xviii)

"Catatan perjalanan menuju tebing Sawarna"

6 Agustus ‘09 Pukul 11.00 malam kami berangkat dengan sepeda motor, adapun orang-orang yang mengikuti kegiatan kali ini antara lain :

Brother Rahman, bang Freden, bli Bayu (aku), teh Tetu, mbah Sigit, pak Brian, pak Bambang, pak Sani, AA Nda dan bu Yostal

Perjalanan kami mulai dari kampus ITB dengan menggandeng pasangannya masing-masing dan membawa beban masing-masing. Kami berjalan beriringan dengan kecepatan yang lumayan tinggi, Sigit sebagai pemimpin perjalanan tahu betul cara mengatur irama perjalanan kami. Motornya yang tampaknya payah itu ternyata mampu berlari kencang tanpa seorangpun bisa menyalipnya. Ia sebut motornya yang tanpa spion itu dengan sebutan “belalang tempur”.

Sekitar 40 menit sejak dari kampus ITB kami tiba di Pangandaran. Di sana kami berhenti sejenak dan menjemput salah seorang rekan kami, si Nda, dari Skygers. Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit, kami pun berangkat lagi. Kini aku menggonceng Nda karena kini jumlah motor ada 5 dan tim berjumlah 10 orang.

Kembali ke perjalanan, kini kami akan menuju penginapan di sebuah warung di pinggir jalan dekat Pelabuhan Ratu. Perjalanan kami sudah terasa melelahkan, dan mungkin tanpa kita sadari bahwa mata kita mulai setengah lilin. Akhirnya pukul 02.00 pagi kami sampai di warung tadi. Kamipun memesan minuman dan menyantap makanan ringan di sana, dan tidur di garasi belakang warung tersebut.

Hari ke-1 (happy and enjoy day)

Tanpa rasa nyenyak sedikitpun, demikian yang diakui semua teman-teman, akhirnya kami bangun tepat pukul 07.00 pagi. Dengan sedikit sarapan gorengan di warung dan minum kopi maupun teh hangat kamipun kembali ke formasi perjalanan.

Jalan terasa sepi, tak seperti di Bandung, setelah sampai di Pelabuhan Ratu, barulah terasa seperti di perkotaan kembali namun hanya suasana laut yang terasa di setiap indera kami. Di Pelabuhan Ratu kami singgah untuk membeli logistik makanan, kami pun patungan, namun hanya Rp.200.000,- saja yang terkumpul waktu itu. Akhirnya kami sepakat untuk membeli secukupnya saja, kekurangannya akan dibeli di basecamp saja. Freden dan Rahman bergerak ke tengah pasar membeli sayur, buah dan ikan asin serta bumbu-bumbu secukupnya.

Pukul 10.00 kami bergerak lagi menuju pantai Sawarna. Perjalanan kali ini terasa sangat mengagumkan karena jalan-jalan di sini melewati tanjakan-tanjakan di tebing-tebing yang menjulang tinggi mengelilingi lautan, dari atas sana terlihat garis-garis pantai yang sangat indah ditambah ombak dan kapal-kapal nelayan yang menghiasinya.

Kini sudah menunjukkan pukul 12.00. Di sebuah tempat yang sangat bagus untuk melihat pemandangan lautan, kami bertemu lagi dengan tempat istirahat, kamipun singgah di sana karena sebagian dari sudah terasa lelah dan mengantuk. Dengan memesan kopi dan teh, dan tambahan ngobrol sambil berfoto bersama rasa lelah itu dengan sendirinya akan berkurang.

….Perjalanan yang melelahkan

selalu saja bisa dibuat lebih enjoy

dengan menikmati pemandangan

sambil beristirahat dan mengobrol

bersama teman-teman…..

Kami bergegas kembali menerjang jalanan yang panjang, berliku, naik dan turun gunung. Perjananan kami kira-kira memakan jarak 225 kilometer, benar-benar sebuah perjalanan yang panjang apalagi dengan mengendarai sepeda motor. Maka tak heran dari kami nantinya akan merasa meriang-meriang karena serangan angin.

Akhirnya kami sampai di sebuah tempat yaitu Desa Sawarna yang benar-benar terasa jauh dari kota dan suasana rantaunya sangat terasa kami rombongan anak-anak pecinta alam Ganesha ITB sampai di sana.

Rumah-rumah terlihat sangat sederhana dengan pagar bambu yang mengelilinginya. Di pinggir jalan terdapat banyak sekali pohon kelapa, di sela-selanya air laut yang berwarna biru menghiasi garis cakrawala serta angin laut yang berhembus benar-benar menyejukkan hari itu karena sebenarnya udara di atas sangat panas dan seharusnya membuat kami seperti cacing.

….Sawarna merupakan sebuah desa di pinggiran pantai yang di dalamnya terdapat tempat wisata surfing, tebing-tebing karst, gua-gua yang baru terbentuk yg sangat indah, dan hutan jati yang lebat…..

Anak-anak ini…… “mungkin bisa mengingatkan kita dengan masa kecil kita, dimana mungkin saat itu kita tidak hidup di perkotaan yang serba enak seperti sekarang, namun mereka hanya bermain permainan tradisional”



Pk.14.00 WIB, Kami tiba dan langsung mendirikan flysheet yang besar untuk menahan laju angin yang begitu kencang, selain itu kami juga mendirikan tenda untuk semua peralatan logistik agar tidak basah jika tiba-tiba turun hujan. Setelah itu beberapa orang dari kami pergi ke rumah pak RT untuk menyerahkan surat pemberitahuan untuk berkegiatan di daerah tersebut.

Dalam teknis lapangan kami, sore ini kami tidak ada kegiatan sehingga beberapa dari kami berniat untuk jalan-jalan. Aku, Freden, dan Rahman ingin mandi di pantai, sedangkan yang lainnya ingin memancing entah ke mana.

Air yang tenang di siang hari.....di bawah terik matahari ….Hanya ombak…..Kecil…..Hilang……Dan kembali berderu……Dan hilang lagi…Di sini,,,, dan di sini,,,,,

Hari ke-2 (sosped day)

Pagi-pagi pukul 05.00 atas instruksi ketua perjalanan, bang freden, kami semua bangun pagi. Kami pagi itu berencana untuk pindah base camp ke rumah pak RT, kira-kira pukul 06.00 kami bergerak packing semua logistik termasuk tenda dan flysheet. Dalam waktu kurang dari 1 jam kami sudah bereskan semuanya, dan kami pergi berangkat ke rumah pak RT yang nggak jauh dari sana.

Rumah itu sederhana, terbuat dari anyaman bambu, namun kami akhirnya senang karena kami tidak akan masuk angin lagi malam ini. Di samping rumah itu, berdiri rumah kedua orang tua pak RT, emak dan abah sudah sangat tua namun masih sangat kuat dalam bekerja dan tampak sehat-sehat saja.

Jadwal hari ini adalah sosialisasi pedesaan ke kantor desa untuk menemui pak Kades. Kami telah bersiap membawa alat tulis kami, pulpen dan kertas kosong. Yang berangkat adalah Aku, Rahman, dan Tetu dengan 2 buah sepeda motor.

di tempat yang berbeda, Brian, Sani, dan Nda melakukan survey jalur belakang tebing-tebing untuk mendapatkan informasi tentang kondisi di atas sana dan mencari jalan ke luar seandainya tidak bisa rapelling dari atas.

Kira-kira pukul 08.30 kami menuju kantor desa, yang berjarak kurang lebih 1 km dari rumah Pak RT. Pagi itu benar-benar cerah dan sangat menyegarkan.

Sayang sekali…. setelah sampai di Kantor Desa tidak ada orang yang kami cari, yang ada hanya petugas hansip saja. Katanya pak RT sedang di luar desa, namun ia berpesan bahwa di sebelah tukang jahit tak jauh dari sana ada rumah pak lurah yang juga bisa ditanya-tanya seputar desa Sawarna. Tapi sayangnya pak Lurah pun tidak ada di rumah. Jadwal sudah tersusun rapi bahwa pagi itu kami harus sosped. Tak ada pilihan lain sebagai backup kami iseng-iseng aja nanya ke pak tukang jahit itu dan langsung mengutarakan maksud kami bahwa kami hanya ingin mengetahui seputar Desa Sawarna yang rencananya akan kami publikasikan ke luar. Dan ia pun dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan kami, begitu juga Rahman langsung sigap mengambil Pulpen sambil mencatat hal-hal penting yang bisa ditangkap.

Beberapa hal yang kami tanyakan adalah mengenai : penduduk sekitar, mata pencaharian, kondisi sosial-ekonomi, pendidikan, budaya, dan pariwisata. Lumayan juga kan, seandainya lain waktu kami tak berjumpa dengan pak kades atau pak RT.

Kami langsung kembali ke basecamp, dan menunggu sore hari untuk jadwal berikutnya yaitu dokumentasi tebing dengan tujuan untuk dipublikasikan ke luar termasuk PA-PA.

Pukul 13.00, Waktu itu si Giri datang dengan membawa motorku yang kita tukar kemarin. Untung saja motor itu masih mantap larinya, tak kusangka dia sampai juga di sini.

Singkat cerita waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Bayu, Rahman, Tetu, Sani, Nda, Yostal, Brian, Giri, dan Bambang berangkat menuju Pantai Goa Langir dengan membawa total 3 buah kamera. kami berencana memfoto tebing-tebing itu dari awal di Goa Langir sampai kira-kira 400 meter ke arah barat. Kami mencari-cari tebing yang kira-kira berpotensi untuk dapat dipanjat baik dengan artifisial ataupun untuk tujuan sport saja.

Hari ke-3 (climbing day)

Pagi itu kami bangun pukul 05.00, lalu mengoperasikan trangia kami untuk membuat air panas agar badan kami bisa sedikit bergerak.

Pukul 08.00 kami sudah beres racking alat-alat dan ternyata kami belum membeli bekal makanan untuk dibawa manjat. aku dan Rahman waktu itu ke luar membeli malkist dan aqua 600mL plus extrajoss 2 sachet.

Dan kami berangkat menuju tebing di Pantai Goa langir ……

Sewaktu kami sampai air agak pasang sehingga kami mesti memotong jalan lewat hutan-hutan di pinggiran pantai. Pagi itu sangat cerah, pemandangan di sekitar sana benar-benar indah, pinggiran pantai berbatu-batu, dan ditemani banyak pohon-pohon yang hijau lebat.

Kami sampai di lokasi pemanjatan yang pertama, pertama-tama kami merapikan alat-alat dan racking lagi…..


Rencana kami membagi jalur yang tingginya kira-kira 30 meter ini menjadi 2 pitch. Pitch 1 kira-kira 10 meter di atas pasir, dan pitch 2 di top. Jalur terlihat menantang dan kami semua tampaknya menyukai jalur yang satu ini. Kemarin jalur ini direkomendasikan oleh sani.

******************

Setelah semua alat terpasang dengan sempurna di badan kami masing-masing lalu kami berdoa sejenak semoga selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan kekuatan alam yang ada di tempat ini yang jauh melebihi kekuatan manusia.

Leader pertama adalah Bayu, Jumarer adalah Rahman, dan cleaner adalah Tetu. Pada mulanya batu-batu di tebing itu tampak biasa-biasa saja, namun setelah kupegang ternyata batu itu benar-benar rapuh, tak kusangka batu-batu besar juga sangat mudah lepas. Sehingga Tetu yang ada di bawah pun mesti siaga karena batu-batu tajam itu berjatuhan dengan cepat dan tiba-tiba.

Akupun berusaha bertahan sejenak dan beristirahat, pengaman pertama yang kupasang adalah hexentrik kecil, dan setelah naik kira-kira 3 meter dari pengaman pertama tadi namun belum juga ada tempat pengaman kedua.

Akhirnya, walaupun sedikit ragu, ada celah kecil yang akhirnya dapat aku pasang “blade”. Namun tampaknya sangat tidak aman, akhirnya kutambah 1 blade dan 1 piton lagi. Setelah rasanya aman, aku terus naik lewat jalur yang direncanakan sejak awal. Namun di sini batu-batunya lebih parah lagi, benar-benar rapuh, tak ada tempat pengaman dan tak ada tempat pegangan. Akhirnya ada suara dari bawah, “lewat kanan aja!!”. Dan aku ingat ada sebuah jalur lain di kanan yang mungkin dapat dilewati dengan lebih mudah. Namun aku berusaha tenang sebentar sebelum aku menyeberang ke sebelah kanan. Dalam jalur kanan diperlukan teknik memanjat yang lain yaitu 1 x teknik ganti kaki, dan 1 kali pull up. Namun tak semudah yang dibayangkan, ternyata batu-batu juga masih banyak yang runtuh, tapi berhasil aku lewati dengan hati-hati.

Dan setelah mendapat tempat yang agak datar kami membuat pitch di sana. Di sebuah pohon yang agak besar, aku memasang sistem kebanyakan di sana, sisanya sebagai backup aku pasang dengan piton di tebing. Akhirnya rahman dan tetu berhasil sampai di pitch 1, tanpa ada alat yang tertinggal namun tetu sedikit terluka tampaknya di kakinya, sampai-sampai celananya sedikit robek. Dan sayang sekali kami lupa membawa betadine, sebuah pelajaran besar buat kami dalam pemanjatan selanjutnya.

Setelah minum extrajoss dan air mineral kami melanjutkan pemanjatan ke top. Kembali aku sebagai leader, Rahman jumarer, dan Tetu cleaner. Dari pitch 1 ini terlihat 2 jalur, kiri dan kanan. Akhirnya kami kuputuskan memilih jalur kanan karena jalur kiri kerapuhan batunya tampak lebih parah, saat itu aku dan teman-teman tampak sudah kehabisan mental dalam menghadapi batu-batu itu. Mungkin suatu saat akan kami hadapi setelah mempunyai lebih banyak ilmu lagi, kini aku kembalikan dan fokuskan ke tujuan kami yaitu “memantapkan ilmu artificial dan referensi tebing”.

Dalam pemanjatan menuju pitch 2 kami kembali bertemu dengan batu-batu yang rapuh lagi. Setiap batu yang kupegang dan kuinjak selalu saja ada yang rapuh, sampai-sampai Tetu terluka karena wajahnya terkena batu di bawah sana, beruntung tidak terlalu parah apalagi kami tidak membawa P2.

Sampai pitch 2 kembali aku menginstalasi pengaman-pengaman di akar pohon yang besar dan berhasil mengantarkan Rahman dan tetu ke atas. Kini kami bertiga merasa bahagia karena berhasil sampai di atas sana. Sedikit ngobrol-ngobrol sambil melihat pemandangan pantai yang indah dan makan camilan dan minum air sudah cukup buat merayakan. Setelah semua instalasi dilepas, kami pun lalu mencari jalan turun untuk rappelling, namun semua jalur tertutup dengan pohon dan pandan berduri. Akhirnya kami pun kebingungan lagi, satu yang pasti setelah kami bertiga diskusi di atas bahwa setelah turun kami tidak naik ke jalur ke-dua karena kami memepertimbangkan kondisi fisik dan mental kami yang sudah turun sejak tadi.Pemanjatan itu memakan waktu kurang lebih 3.5 jam.

Beberapa saat kemudian Brian, Bambang, dan Pak RT datang menjemput kami lewat jalur belakang. Oleh mereka, kami pun diajak melewati hutan-hutan yang penuh dengan semak-semak yang terasa gatal dan ditutupi hutan jati. Ada jalan setapak yang tembus di jalan aspal, dan semuanya menunggu kami di sebuah warung di pinggir jalan.

Mereka semua tersenyum dan tampak senang melihat kami bertiga. Namun wajah kami semua pucat dan sedih. Entah kenapa, mungkin kami merasa mengecewakan mereka karena tidak melewati jalur yang seharusnya. Mereka memberikan semangat kepada kami dan mengajak kami beristirahat dan minum es sirup sejenak, terutama bang Freden, ketua perjalanan kita.

****************

.

Setelah semuanya selesai bersantai dan alat-alat kami sudah dipacking, kami mendapat tawaran jalan-jalan dari pak RT untuk melihat kondisi pantai di tempat lainnya. Dan tentunya kami sangat senang menerima tawaran itu. Kami pun langsung saja mengkondisikan formasi mobilisasi.

Kami menuju ke arah barat, dan sampai di sebuah hutan produksi jati. Dari sana kami berjalan menuju pantai dan seperti biasa melewati hutan-hutan pandan berduri sebelum akhirnya tiba di pantai.




Ternyata di tempat ini juga ada gua.

Setelah puas berjalan-jalan di pinggir pantai dan gua, kami langsung balik ke basecamp. Sore itu kami mendapat tawaran untuk bertemu dengan pak kades di Balai Desa, kebetulan sekali pak kades sudah pulang dari urusannya di luar. Kami pun segera setuju sebab masih banyak kekurangan mengenai sosialisasi pedesaan kami kemarin.

Setelah selesai makan dan mandi, aku, Rahman, Tetu, Freden, dan didampingi Giri dan pak RT, kami langsung berangkat ke Kantor Desa Sawarna. Kami bertanya-tanya tentang berbagai cerita menarik mengenai Sawarna, seperti mata pencaharian penduduk, ekonomi pedesaan, budaya, pariwisata, serta kebijakan pemerintah desa untuk Desa Sawarna. Pak kades tampaknya sangat gembira dengan kedatangan kami dan ia bercerita dengan antusias dan menjelaskan secara detail apa yang kami tanyakan, namun kami sedikit canggung tampaknya, mungkin ini pertama kali kami wawancara dengan orang penting di Sawarna. Dan akhirnya wawancara ditutup karena kami sudah tampak puas dengan cerita pak kades.

Singkat cerita kami sampai di basecamp dan langsung mengadakan evaluasi kegiatan hari ini dan briefing buat kegiatan besok. Rapat malam itu aku pimpin dan mula-mula kita mengevaluasi kegiatan inti kami. Aku menjelaskan apa saja yang kami lakukan tadi. Mulai dari tertinggalnya P2 dan kehabisan pulsa, sampai gagalnya rapeling, kakak-kakak kami pun membantu menambahkan apa yang kurang.

Setelah evaluasi, kami pun mengadakan briefing buat kegiatan besok. Dan kembali hasil briefing kami bahwa besok kami akan pulang ke Bandung dan tidak ada kegiatan pemanjatan lagi. Selain itu, dokumentasi tebing-tebing dan wawancara pun sudah beres, jadi kami rasa tidak ada yang perlu untuk dilakukan lagi.

Dan briefing malam itu juga menghasilkan rencana untuk membelikan abah dan emak serta pak RT oleh-oleh dari kami sebagai ucapan terima kasih kami karena kami telah dirawat di sana kurang lebih 3 hari. Dan omong-omong selama kami tinggal di sana emak lah yang memasakkan kami makanan 3 kali sehari, selain masak, camilan gadung yang dibuatkan emak di waktu senggang juga adalah cermin kebaikan hati yang mendalam. Mungkin kami semua sudah dianggap mereka sebagai anak sendiri. Demikian juga dengan pak RT yang banyak memberi kami informasi dan banyak bercerita tentang Desa itu.

Setelah membelikan abah, emak, dan pak RT sembako sebagai ucapan terima kasih, kami kembali lagi ke rumah abah dan emak. Kami pun berpamit dengan mereka dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka.


Selesailah perjalanan kami ke tempat yang sangat menawan dan menyimpan rasa rindu ini. Kami takkan pernah melupakan setiap hembusan angin yang menerpa kami, setiap tebing yang melukai kami, dan setiap ombak yang membasahi kami. Ini adalah sebuah tempat yang bisa menyaingi bahkan melebihi indahnya pantai kuta di bali atau indahnya tebing di padalarang sana.

Tapi kegitan senang-senang kami belum berhenti sampai di sana. Saat sampai di pelabuhan Ratu kami sempat membeli ikan bakar dan berpesta bersama di pinggir pantai. Benar-benar nikmat karena sejak kemarin kami ingin sekali makan ikan bakar namun tidak ada ikan yang berhasil kami temukan.

Pukul 15.00 wib Kami melanjutkan perjalanan setelah kekenyangan dan beristirahat sebentar. Perjalanan semakin dipercepat karena kami juga tidak ingin sampai di bandung terlalu malam.

Sekian perjalanan kami yang menempuh kira-kira 450 kilometer itu. Perjalanan yang begitu jauh namun adalah sangat mengesankan buat kami.

We are KMPA Ganesha ITB….

Take nothing but pictures..........



Leave nothing but footprints.............



And kill nothing but time.................




Senin, 12 Oktober 2009

Menggapai puncak Citatah 125 dengan teknik himalayan dan alpin


CATATAN PERJALANAN CITATAH 125

Oleh : Teturela Dediene N.
GM – 014 – XVIII

Malam sabtu, 24 Juli 2009, 6 orang anak manusia yang terdiri dari Freden, Bayu, Tetu, Brian, Bambang, dan Enda pergi ke citatah 125. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan sepeda motor. Setelah sampai di sana, kami mendapatkan tempat yang biasa kami pakai untuk mendirikan tenda telah dipakai oleh anak PA lain. Jadi, kami semua langsung menuju bangunan kecil untuk beristirahat. Sebelum istirahat tidur, kami mengadakan briefing untuk kegiatan besoknya. Setelah selesai, barulah kami pergi tidur.

Pagi hari pun tiba, kami semua bangun dari tidur lelap masing-masing. Setelah semua kesadaran terkumpul, beberapa dari kami memasak untuk sarapan. Menu sarapan pagi itu adalah nasi + ikan asin + sambel + sayur. Sarapan pun siap disantap.

Sarapan selesai, perut sudah kenyang. Freden, Tetu, dan Bayu bersiap untuk melakukan latihan artivisial. Tetu leader, Freden jumarer, dan Bayu cleaner. Setelah semua persiapan selesai dan berdoa, kami bertiga langsung melakukan pemanjatan. Pemanjatan mulai dilakukan sekitar jam 9 pagi. Dan selesai sekitar jam 11 siang. Pemanjatan yang dilakukan berakhir di goa. Setelah selesai, kami turun tidak dengan teknik refling, tapi dengan melalui jalan belakang.

Setelah itu, kami semua beristirahat dan makan siang. Beberapa dari kami memasak lagi untuk makan siang. Menu makan siang saat itu adalah nasi dengan sarden. Makan siang dan istirahat selesai, kami sudah berniat melakukan persiapan untuk pemanjatan selanjutnya, namun apa daya, hujan turun mengguyur daerah tersebut. Alhasil, kami semua masuk bilik kecil kami, dan 4 dari kami bermain kartu.

Sedang asik-asiknya main kartu, hujan yang mengguyur berhenti, dan artinya kami harus melanjutkan pemanjatan. Pemanjatan kali ini, kami merubah formasi pendakian. Bayu leader, Freden tetap jumarer, dan Tetu cleaner. Pemanjatan pun dilakukan. Saat pemanjatan kedua dilakukan, datanglah dua pasukan tambahan, yaitu Maul dan Sani. Mereka datang dengan membawa bungkusan yang berisi beberapa buah ice cream ( es krim ). Untungnya, saat mereka datang, jumarer masih berada di bawah. Oleh karena itu, beberapa es krim yang ada dibawa naik oleh sang jumarer untuk disantap saat kami bertiga sampai di goa.

Sampai di goa, makan es krim, turun. Selesai sudah rangkaian kegiatan latihan artivisial kami. Selanjutnya kami menyiapkan makan malam. Makan malam siap, kami makan bersama-sama dengan menggunakan daun pisang sebagai alas makannya. Selesai makan kita bersantai-santai sebelum melakukan briefing untuk kegiatan keesokaannya.

Briefing dilakukan sekitar pukul 9 malam. Briefing yang dilakukan membicarakan teknis pemanjatan samapai ke top citatah 125. Hasil dari briefing adalah Tetu sebagai leader dari awal sampai goa Bayu cleaner dan freden jumarer. Selanjutnya Bayu menjadi leader, Tetu cleaner, dan Freden tetap sebagai jumarer. Satu tahap sebelum top, yang menjadi leader adalah Freden, Bayu cleaner, dan Tetu jumarer.

Sesampainya di top, kami bertemu dengan seluruh anggota pasukan lain. Di top itu, kami langsung membelah sebuah semangka yang kami bawa dari bawah. Tapi sayang seribu sayang, semangka yang kami bawa ternyata agak busuk walaupun masih bisa dimakan. Setelah makan semangka, kami melahap makan siang kami yang telah disediakan oleh awak pasukan lain selain kami bertiga. Menu makan siang kali ini (kalau tidak salah) adalah nasi bungkus, dengan lauk telur, tempe, dan bonteng (mentimun). Setelah kenyang makan semangka, nasi bungkus, dan cemilan-cemilan lainnya serta puas berfoto-foto ria (bukan mpok ria) kami pun turun ke camp kami.

Sampailah kami di camp, dan kami langsung berbenah diri alias packing karena beberapa dari kami akan melanjutkan kegiatan ke citatah 90. Setelah semua selesai dipacking, kami pun berangkat ke citatah 90. Di sana kami melihat-lihat medan yang akan ditempuh besok. Sambil melihat-lihat, kami mendirikan tenda dan membuat api unggun.

Tenda sudah berdiri dan api telah manyala. Kami sedikit berbincang-bincang dan akhirnya waktu menunjukkan sekitar pukul 7 malam. Aku, Teturela, Sani, dan Maul memutuskan untuk pulang saat itu. Kami pun pulang dengan meninggalkan awak pasukan lain melanjutkan kegiatan yang mereka inginkan.

Rabu, 26 Agustus 2009

Empat Pandangan Mengenai Kerajaan Seribu Tahun

Empat Pandangan Mengenai Kerajaan Seribu Tahun

oleh Pdt. Meitha Sartika, MTh.


Pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (kerajaan milenium) merupakan salah satu topik
eskatologi yang paling banyak menimbulkan perdebatan. Memang tidak mudah mendapatkan
pemahaman yang jelas mengenai milenium pemerintahan Kristus, yang dalam Alkitab cuma terdapat
dalam kitab Wahyu 20:1-10. Permasalahannya adalah haruskah kerajaan 1000 tahun dalam Wahyu
20:1-10 ini ditafsirkan secara harafiah atau karena bagian ini terdapat dalam kitab Apokaliptis harus
ditafsirkan secara figuratif (kiasan)? Apakah kerajaan 1000 tahun sudah berlangsung sekarang atau
akan terjadi nanti sesudah kedatangan Yesus kedua kali? Usaha memahami bagian ini telah
melahirkan 4 pandangan besar dalam menafsirkan milenium, sekaligus mempengaruhi pandangan
terhadap hal-hal lain yang terjadi di sekitar kedatangan Yesus kedua kali.
1. AMILENIALISME
1.1. Definisi dan pokok ajaran
Istilah “amilenial” secara harafiah berarti “tidak ada milenium”. Penganut Amilenialisme merasa
istilah ini merugikan, karena mengasumsikan bahwa para penganutnya menyangkal adanya
milenium, padahal dalam kenyataannya mereka percaya adanya milenium seperti yang dikatakan
dalam Wahyu 20. Mereka sekedar menafsirkan perikop ini secara kiasan. Maka istilah “amilenial”
harus dimengerti sebagai tidak ada milenium secara harafiah.
Amilenialisme adalah pandangan yang menafsirkan milenium secara figuratif (kiasan). Menurut
pandangan ini tidak akan ada pemerintahan Kristus dalam kerajaan seribu tahun di bumi dalam
pengertian harafiah. Masa milenium adalah sekarang, yaitu pada periode antara kedatangan pertama
dan kedua Kristus.

Kaum Amilenialis percaya bahwa kemenangan Kristus yang meyakinkan atas dosa, kematian, dan
setan telah terjadi selama kedatangan pertama-Nya, maka pemerintahan milenial Kristus adalah
sekarang. Kerajaan Allah sudah hadir sekarang di dunia ketika Kristus yang menang sedang
memerintah umat-Nya dengan Firman dan Roh-Nya. Namun kaum Amilenialis juga menantikan
kerajaan yang sempurna dan mulia yang akan datang dalam bumi yang baru. Kerajaan si jahat akan
tetap ada di samping kerajaan Allah sampai akhir jaman (Matius 13:24-30, 36-43). Bagi Amilenialis,
janji-janji Perjanjian Lama sudah dipenuhi dalam kedatangan pertama Kristus yang menentukan (the
already) dan akan disempurnakan pada kedatangan-Nya yang kedua (the not yet).
Sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, akan ada hari-hari terakhir di mana kejadian-kejadian di
bawah ini akan terjadi :
· Pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian kepada bangsa-bangsa (Matius 24:14, 28:18-20, Roma
10:9-17) berlanjut di sepanjang milenium melalui gereja-Nya.
· Pertobatan Israel sebagai orang-orang pilihan pun terjadi melalui pemberitaan Injil dalam
milenium ini juga, karena Israel termasuk di antara “bangsa-bangsa” (tidak ada perkecualian).
· Konflik yang terus berlangsung antara kerajaan Allah dan kerajaan setan memunculkan penganiayaan,
kemurtadan, dan munculnya seorang pribadi Antikristus sesaat sebelum kedatangan yang
kedua.
· Perang, gempa bumi, dan kelaparan sebagai petunjuk-petunjuk penghakiman Allah akan sering
terjadi selama milenium masa gereja dan akan makin sering pada “hari-hari terakhir”.
2
Periode sejarah masa kini, yang merupakan “hari -hari terakhir” antara dua k edatangan, akan berakhir
pada “hari terakhir” ketika Kristus datang secara pribadi dan dapat dilihat dengan mata untuk
menyempurnakan kerajaan-Nya. Pada saat itu akan terjadi :
· Kebangkitan orang mati, meliputi baik orang-orang percaya maupun yang tidak.
· Setelah kebangkitan, akan terjadi pengubahan dan pemuliaan orang-orang percaya yang masih
hidup pada saat kedatangan kembali Kristus (1 Korintus 15:51-52).
· Kemudian baik mereka yang dibangkitkan maupun yang diubahkan akan terangkat dalam awanawan
untuk bertemu Tuhan (1 Tesalonika 4:17).
· Setelah “pengangkatan” semua orang -orang percaya ini, Kristus akan turun ke bumi untuk memimpin
penghakiman terakhir. Orang-orang percaya akan menikmati berkat langit dan bumi baru
untuk selamanya, sementara orang yang tidak percaya akan ditempatkan dalam penghukuman
kekal.
1.2. Penafsiran atas Wahyu 20
Wahyu 20 adalah satu-satunya bagian Alkitab yang berbicara mengenai kerajaan seribu tahun secara
eksplisit. Karena kitab Wahyu adalah kitab apokaliptis, maka tidak mudah untuk ditafsirkan.
Haruskah kita menafsir secara harafiah atau secara figuratif?
Meskipun banyak nubuat Perjanjian Lama ditafsirkan secara harafiah, sebagian yang lain ditafsirkan
secara non-harafiah. Masalahnya adalah nubuat mana yang harus ditafsirkan secara harafiah dan
nubuat mana yang harus ditafsirkan dalam arti non-harafiah. Kaum Amilenialis memandang Alkitab
sebagai suatu unit yang isinya tanpa kontradiksi, maka mereka percaya bahwa kitab Wahyu
mengatakan secara simbolis apa yang oleh bagian PB lainnya dikatakan dalam bahasa yang jelas.
Dengan kata lain penentuan penafsiran kerajaan seribu tahun dalam kitab Wahyu tidak boleh
bertentangan dengan pengajaran eskatologi bagian-bagian lain Perjanjian Baru. Dengan prinsip ini,
maka kaum Amilenialis menafsirkan Wahyu 20 secara figuratif, menggunakan sistem penafsiran yang
dikenal sebagai Paralelisme Progresif (yaitu sistem penafsiran yang melihat bagian-bagian dalam kitab
Wahyu dari awal sampai akhir bukan sebagai suatu urutan kronologis, melainkan sebagai suatu
pengulangan).
Beberapa ahli yang telah mempelajari kitab Wahyu sebagai keseluruhan, menemukan bukti kuat
bahwa hubungan antara Wahyu 20:1-10 dan Wahyu 19:11-21 adalah kemajuan paralel (pengulangan).
Menurut mereka, kitab Wahyu terdiri atas 7 bagian yang berjalan paralel satu dgn yang lainnya, setiap
bagian menggambarkan gereja dan dunia dari masa kedatangan Kristus yang pertama sampai
kedatangan Kristus yang kedua :
· Bagian pertama (pasal 1-3), menyatakan berdiamnya Kristus dalam gereja yang diwakilkan oleh
simbolisme 7 Kaki Dian Emas dan Anak Manusia di tengah-tengahnya. Gereja menyatakan terang
Surga kepada dunia yang tinggal di dalam kegelapan.
· Dalam visi mengenai meterai-meterai (pasal 4-7), kita melihat Gereja menderita pencobaan dan
penganiayaan dilawankan dengan latar belakang kemenangan Kristus.
· Pasal 8-11, menggambarkan tujuh terompet penghakiman. Dalam visi ini kita melihat Gereja
menuntut bela, dilindungi dan menang.
· Pasal 12-14, mengajarkan kita bahwa perjuangan antara gereja dan dunia ini ada tapi sebenarnya
merupakan manifestasi antara Kristus dan setan. Kristus di sini disebut sebagai Anak Manusia,
setan disebut sebagai Naga. Tujuan Naga adalah melahap si Anak (12:4). Gagal melakukan hal ini
setan menganiaya perempuan yang menjadi lambang Gereja. Kristus dan Gereja-Nya berdiri
sebagai pemenang.
· Pasal 15-16, menggambarkan tujuh cawan murka, dengan demikian menggambarkan kunjungan
akhir murka Allah bagi mereka yang tidak bertobat.
· Pasal 17-19, menggambarkan kejatuhan dan hukuman akhir dua penolong si Naga, Binatang dan
Nabi Palsu.
3
· Bagian terakhir (pasal 20-22) menggambarkan ajal si Naga, dengan demikian melengkapi
gambaran kekalahan musuh-musuh Kristus.
2. POSTMILENIALISME
Definisi dan pokok ajaran
Kaum Postmilenialis berpendapat bahwa kedatangan kembali Kristus terjadi setelah kerajaan seribu
tahun berakhir. Kerajaan 1000 tahun yang diharapkan oleh kaum Postmilenialis berbeda dengan
kerajaan 1000 tahun yang diharapkan oleh penganut Premilenialisme.
Postmilenialisme adalah pandangan eskatologi yang percaya bahwa Kerajaan Allah sekarang sedang
diluaskan di dunia melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan penyelamatan Roh Kudus, bahwa dunia
akhirnya akan dikristenkan, dan bahwa kedatangan kembali Kristus akan terjadi pada akhir masa
kebenaran dan keadilan yang disebut milenium.
Ketika Injil diberitakan kepada segala bangsa (termasuk bangsa Yahudi), masa sekarang akan secara
bertahap menuju masa milenium. Dan ketika masa milenium menjadi kenyataan, prinsip-prinsip
kepercayaan dan tingkah laku Kristen akan menjadi standar untuk bangsa-bangsa dan pribadi-pribadi.
Seorang teolog, Boettner menjelaskan, bahwa ini tidak berarti akan ada saat di mana semua orang di
muka bumi ini menjadi Kristen atau bahwa semua dosa akan dihapuskan, tetapi ini berarti bahwa
kejahatan dalam semua bentuknya akan dikurangi sampai porsinya tidak berarti atau dapat diabaikan,
bahwa prinsip-prinsip Kristen akan jadi aturan kehidupan, dan bahwa Kristus akan datang kembali ke
dunia yang telah dikristenkan.
Kaum Postmilenialis menggunakan Matius 28:18-20 sebagai bukti alkitabiah untuk mendukung
pandangan mereka. Mereka percaya bahwa amanat agung yang diberikan Kristus kepada umat-Nya
untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya termasuk penginjilan yang efektif akan mengubah hidup
setiap orang. Mereka juga mengambil perumpamaan mengenai ragi untuk mendukung pandangan
ini. Menurut mereka, perumpamaan ragi mengajarkan perluasan dan kemenangan Injil yang
universal, juga mengajarkan bahwa perkembangan ini terjadi bukan secara tiba-tiba tetapi secara
bertahap.
Secara umum, Postmilenialisme sangat menekankan dua hal :
· Keuniversalan karya pembebasan Kristus.
· Peningkatan situasi dunia menjadi semakin baik. Sehubungan dengan hal kedua, kaum Postmilenialis
berusaha untuk mengumpulkan data kemajuan dunia dalam sejarah. Boettner menyebutkan
beberapa kemajuan seperti, perbudakan dan poligami yang semakin tidak nampak, status wanita
dan anak-anak yang meningkat.
3. PREMILENIALISME
Sebenarnya ada 2 macam aliran Premilenialisme, yaitu Premilenialisme Historis yang memegang
pandangan “ post tribulation” (pengangkatan orang percaya terjadi setelah penganiayaan) dan Premile -
nialisme Dispensasionalis yang memegang pandangan “ pre-tribulation” (pengangkatan orang percaya
terjadi sebelum penganiayaan). Namun sudah umum untuk menyebut yang pertama Premilenialisme
saja, sedangkan yang kedua bisa disebut Dispensasionalisme saja.
4
Definisi dan pokok ajaran
Secara harafiah, Premilenial berarti “sebelum milenium”. Premilenialisme adalah aj aran yang
menyatakan bahwa setelah kedatangan Yesus yang kedua kali, Ia akan memerintah di bumi selama
1000 tahun sebelum penyempurnaan akhir karya pembebasan Allah dalam langit dan bumi yang baru
(atau kedatangan Kristus sebelum milenium).
Pokok-pokok ajarannya sebagai berikut :
· Kedatangan Kristus yang kedua kali didahului oleh “tanda -tanda jaman” yaitu penginjilan kepada
bangsa-bangsa, penganiayaan yang hebat di mana Antikristus mengumpulkan pengikutpengikutnya
untuk menyerang gereja.
· Pada akhir masa penganiayaan, Kristus tiba-tiba nampak dalam awan-awan. Pada saat Yesud
datang kembali itu, orang-orang percaya yang telah meninggal dibangkitkan terlebih dahulu,
orang-orang yang masih hidup akan diubahkan, dan kedua kelompok ini akan terangkat untuk
bertemu Tuhan di udara. Inilah yang disebut dengan post tribulation rapture (pengangkatan orang
percaya terjadi setelah penganiayaan).
· Setelah pertemuan di udara ini, Kristus akan turun ke bumi dengan gereja-Nya sebagai mempelai
perempuan-Nya (Wahyu 19:6-10). Pemerintah Antikristus berakhir. Pada waktu ini ataupun pada
waktu sebelumnya, sebagian besar orang Yahudi akan bertobat dan menerima Kristus sebagai
Mesias mereka. Kemudian akan ada pengadilan domba dan kambing yang memisahkan orang
benar dari orang yang tidak benar.
· Setelah itu Kristus mendirikan kerajaan 1000 tahun dan Ia (dengan dapat dilihat) memerintah
seluruh dunia dengan tangan besi dan semua orang tebusan-Nya memerintah bersama-Nya.
Kerajaan 1000 tahun ini bukan sesuatu yang final, karena dosa dan kematian masih ada.
· Pada akhir kerajaan 1000 tahun, setan yang diikat selama masa ini akan dilepaskan dan akan pergi
membohongi bangsa-bangsa lagi. Ia akan mengumpulkan bangsa-bangsa yang memberontak
guna mengadakan perang melawan orang-orang percaya, tetapi mereka akan dihancurkan oleh api
dari surga dan dibuang ke lautan api.
· Setelah milenium berakhir, pemenuhan segala sesuatu secara sempurna terjadi, dan pada waktu
itu kebangkitan kedua terjadi, kebangkitan orang-orang yang tidak percaya, pengadilan akhir
untuk semua manusia (baik yang percaya maupun yang tidak) di hadapan tahta putih yang besar
akan berlangsung, orang-orang percaya akan mendapatkan hidup yang kekal sedangkan orangorang
yang tidak percaya dihukum dalam kematian yang kekal (lautan api).
· Kristus kemudian mendirikan langit dan bumi yang baru, inilah akhir jaman. Anak yang telah
menang, yang telah menaklukkan ketiga musuh-Nya yaitu Antikristus, setan dan kematian,
mengembalikan kerajaan kepada Bapa sehingga Allah menjadi semua dalam semua (1 Korintus
15:24-28).
Kalau kaum Amilenialis menggunakan penafsiran progresif paralel, maka kaum Premilenialis
menggunakan penafsiran progresif kronologis. Penafsiran progresif kronologis memandang Wahyu
20 sebagai kelanjutan dari Wahyu 19. Karena Wahyu 19 menggambarkan kedatangan Kristus yang
kedua kali, maka Wahyu 20 pasti menceritakan kejadian-kejadian yang mengikuti kedatangan kedua
tersebut. Kaum Premilenialis menafsirkan pengikatan setan, milenium, dan kedua kebangkitan dalam
Wahyu 20 secara harafiah.
4. DISPENSASIONALISME
Definisi dan pokok ajaran
Dispensasionalisme adalah salah stau tipe Premilenialisme, yang percaya bahwa kedatangan Kristus
yang kedua kali akan mendahului milenium. Tapi ada beberapa perbedaan dari Premilenialisme
Historis, yaitu dalam hal pengangkatan gereja yang akan terjadi sebelum masa penganiayaan, dan
5
dalam hal perbedaan antara Israel dan gereja. Nama “Dispensasionalisme” berasal dari tulisan -tulisan
J.N. Darby dan Scofield Reference Bible yang membagi sejarah manuia atas 7 periode atau “dispensasi”
yang berbeda. Suatu dispensasi adalah suatu periode waktu di mana manusia diuji dalam hal
ketaatannya terhadap beberapa pernyataan khusus kehendak Allah. Jadi Dispensasionalisme adalah
suatu pendekatan teologis terhadap Alkitab yang membagi sejarah suci ke dalam seumplah dispensasi,
di mana dalam setiap dispensasi Allah berhubungan dengan umat-Nya dengan cara yang berbeda.
Dispensasi terakhir dari dispensasi-dispensasi dalam sejarah suci adalah seribu tahun pemerintahan
Kristus di bumi.
Pokok-pokok penting ajarannya :
· Perjanjian Lama berisi banyak janji mengenai kerajaan Allah di bumi pada masa yang akan datang,
yang melibatkan Israel sebgai umat Perjanjian-Nya yang mula-mula. Beberapa bagian dalam kitab
Mazmur dan nabi-nabi menubuatkan bahwa umat Israel pada suatu waktu di masa yang akan
datang akan sekali lagi dikumpulkan di tanah Kanaan (Mazmur 72:1-20; Yesaya 2:1-4; 11:1-9, 11-16;
65:18-25; Yeremia 23:5-6; Amos 9:11-15; Mikha 4:1-4; Zakaria 14:1-9, 16-21). Bagian-bagian Alkitab
ini juga menyatakan bahwa Israel akan menikmati masa kemakmuran dan penuh berkat, dan akan
mempunyai tempat istimewa di tengah-tengah bangsa lain, dan akan hidup di bawah kemurahan
dan pemerintahan yang sempurna dari Mesias mereka yang adalah keturunan Daud. Karena
belum satu pun dari janji-janji ini terpenuhi, maka kaum Dispensasionalis mengharapkan bagian
Alkitab ini akan dipenuhi selama pemerintahan 1000 tahun Kristus.
· Ketika Kristus ada di bumi, Ia menawarkan kerajaan surga kepada orang-orang Yahudi pada
masa-Nya. Orang-orang Yahudi pada masa itu ternyata telah menolak kerajaan tersebut.
Karenanya pendirian kerajaan tersebut ditunda sampai masa milenium.
· Karena kerajaan surga dalam bentuk “nyatanya” yang ditawarkan Kristus telah ditolak oleh orangorang
Yahudi, Kristus sekarang mendahului mendirikan gereja. Tujuan gereja adalah untuk
mengumpulkan orang-orang percaya, terutama mereka yang bukan Yahudi tetapi secara inklusif
termasuk orang-orang Yahudi, sebagai tubuh Kristus. Gereja menjadi semacam “parenthesis”
(sisipan) dalam rencana Allah yang menginterupsi program yang telah Allah nubuatkan bagi
Israel. Maka Dispensasionalisme membedakan secara tegas antara Israel dan gereja.
· Kedatangan kembali Kristus akan terjadi dalam 2 fase. Fase pertama adalah yang disebut
pengangkatan, yang dapat terjadi setiap saat. Pada fase pengangkatan ini, terjadilah kebangkitan
semua orang percaya termasuk orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama dan orang-orang
percaya yang masih hidup tiba-tiba diubah dan dimuliakan. Orang-orang percaya yang akan
dibangkitkan dan yang diubahkan terangkat ke awan-awan untuk bertemu di udara dengan
Kristus yang turun dari surga. Tubuh orang-orang percaya ini, yang disebut gereja, sekarang naik
ke surga bersama Kristus untuk merayakan pesta perkawinan anak domba yang berlangsung
selama 7 tahun.
· Periode 7 tahun yang mengikuti adalah pemenuhan nubuat dalam kitab Daniel tentang minggu
ketujuhpuluh (Daniel 2:24-27). Selama periode 7 tahun ini, sementara gereja tetap di surga,
sejumlah kejadian akan terjadi di bumi : penganiayaan yang besar (Daniel 9:27), Antikristus,
penghakiman yang mengerikan atas penghuni dunia ini, sisa Israel akan bertobat dan mengakui
Yesus sebagai Mesias, sisa Israel ini akan mulai memberitakan Injil Kerajaan, melalui kesaksian sisa
Israel sejumlah besar orang kafir akan menjadi percaya (Wahyu 7:9), raja-raja di bumi dan
angkatan perang binatang dan nabi-nabi palsu sekarang berkumpul untuk menyerang umat Allah
dalam perang Armageddon.
· Pada akhir periode 7 tahun, Kristus kembali ke bumi dalam kemuliaan, bersama dengan gereja-
Nya. Beberapa kejadian akan terjadi saat ini. Kristus akan menghancurkan musuh-musuh-Nya,
dan dengan demikian mengakhiri perang Armageddon. Si jahat akan diikat, dan dimeteraikan di
sana untuk 1000 tahun, periode ini dimengerti secara harafiah. Bangsa Israel akan dikumpulkan
kembali di Palestina. Sebagian besar dari mereka akan bertobat kepada Kristus dan diselamatkan,
sebagai pemenuhan nubuat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Akan ada kebangkitan
6
untuk orang-orang kudus yang mati pada masa 7 tahun penganiayaan, mereka akan bergabung
dengan orang-orang kudus dan orang-orang yang sudah diubahkan yang merupakan gereja yang
terangkat ke surga. Kemudian ada pengadilan orang-orang kafir (Matius 25:31-46), dan setelah itu
ada pengadilan atas Israel (Yehezkiel 20:33-38). Orang-orang kafir yang telah memperlakukan
saudara-saudara Kristus dengan baik (orang-orang Yahudi ataupun orang-orang yang percaya)
dan orang-orang Israel yang telah bertobat akan memasuki pemerintahan milenium dan
menikmati berkat-berkat-Nya.
· Kerajaan 1000 tahun sekarang didirikan. Kristus memerintah dari tahta Yerusalem dengan orangorang
Yahudi sebagai pimpinan yang berwenang. Tak seorangpun dari mereka yang adalah
orang-orang percaya yang dibangkitkan1. Warga Kerajaan 1000 tahun ini adalah manusia-manusia
sebagaimana biasanya. Mereka akan kawin dan melahirkan dan kebanyakan dari mereka akan
mati sebelum milenium berakhir. Milenium ini akan menjadi jaman keemasan, masa penuh
kemakmuran, produktivitas dan perdamaian. Bumi akan penuh dengan kemuliaan Allah seperti
air menutup lautan. Ibadah akan terpusat di sekitar Bait Allah yang dibangun lagi di Yerusalem
dan hewan-hewan korban akan menjadi persembahan peringatan untuk mengenang kematian
Kristus bagi manusia.
· Mendekati akhir milenium, setan akan dilepaskan. Ia akan mengumpulkan orang-orang percaya
yang tidak lahir baru, dan akan menyerang “perkemahan orang -orang kudus.” Kristus akan
menghancurkan pemberontakkan yang terakhir ini dan melemparkan setan ke dalam lautan api.
· Sebelum akhir milenium, semua orang-orang percaya yang telah mati pada masa milenium akan
dibangkitkan.
· Setelah milenium, semua orang yang tidak percaya akan dibangkitkan, dihakimi di hadapan tahta
putih yang besar dan dibuang ke lautan api (kematian kedua). Yerusalem surgawi, tempat
kediaman orang-orang kudus yang diangkat sebelum penganiayaan, akan turun ke bumi. Allah
dan umat-Nya sekarang tinggal bersama dalam keadaan yang sempurna dan kekal, tetapi saat itu
tetap ada perbedaan antara orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah ditebus.
5. KESIMPULAN
Setelah meneliti berbagai pandangan milenium dalam sejarah, kita harus mengakui bahwa ada
masalah teologis yang serius dengan doktrin milenium. Umumnya kita dapat membagi masalahmasalah
itu atas dua kelompok :
· Masalah mengenai bagaimana seseorang dapat menafsirkan milenium dalam Wahyu 20 secara
akurat. Setiap pandangan mempunyai kesulitan-kesulitan dalam cara mereka menafsirkan
milenium ini.
· Masalah mengenai bagaimana setiap pandangan memahami milenium dalam terang apa yang
seluruh Alkitab katakan atau tidak kontradiksi dengan bagian lain dalam Alkitab. Nampaknya
hanya Amilenialisme yang tidak mempunyai kesulitan dalam menghadapi masalah yang kedua
ini. Postmilenialisme tidak cocok dengan Matius 24 dan 2 Tesalonika 2. Kebanyakan gambarangambaran
PB mengenai pemenuhan/penggenapan terjadi pada saat kedatangan Yesus yang kedua
kali, dan Premilenialisme tidak cocok dengan hal itu. Mengapa Kristus yang dimuliakan harus
datang kembali ke dunia untuk memerintah musuh-musuh-Nya dengan gada besi dan masih
harus menanggung perlawanan terhadap kedaulatan-Nya?
7
6. PENGAMATAN SINGKAT ESKATOLOGI PB
Banyak ahli setuju bahwa kitab Apokaliptis sebagai bagian dari Alkitab harus ditafsirkan dalam
keselarasan dengan ajaran seluruh Alkitab. Amilenialis melihat Alkitab sebagai suatu unit yang tidak
berisi kontradiksi. Karenanya mereka percaya bahwa Kitab Wahyu mengatakan secara simbolis apa
yang seluruh PB katakan dalam bahasa yang jelas. Di sini kita akan melihat secara singkat berapa jauh
penafsiran Amilenialisme atas Wahyu 20 cocok dengan bagian-bagian Eskatologis PB.
· Pengajaran Yesus mengenai kedatangan-Nya yang kedua. Perumpamaan tentang Gandum dan
Lalang (Matius 13:24-30, 36-43). Percakapan tentang akhir jaman (Matius 24, Markus 13:1-37,
Lukas 21:5-36). Penghakiman domba dan kambing (Matius 25:31-46).
· Pengajaran Paulus mengenai kedatangan kedua (1 Kor 15:21-26, 1 Kor 15:50-54, 1 Tes 4:13-18, 2 Tes
1:7-10, 2 Tes 2:1-10).
· Pengajaran surat Petrus tentang kedatangan Yesus yang kedua (2 Petrus 3:1-13).
Kesimpulan
Dari perikop-perikop di atas, kita dapat menyimpulkan sketsa eskatologi PB adalah sebagai berikut :
· Kerajaan Anak Manusia sudah ada sejak masa ini (jaman akhir), dan orang-orang percaya dan
anak-anak si jahat masih dibiarkan hidup bersama-sama sampai hari terakhir (masa menuai).
· Tanda-tanda jaman sudah ada sekarang dan masih terus akan ada pada masa mendatang.
Kedatangan Kristus yang kedua kali akan didahului oleh tanda-tanda tertentu yang sudah terjadi
sejak awal masa Kekristenan dan akan memuncak sesaat sebelum kedatangan-Nya.
· Kedatangan Kristus kedua kali merupakan peristiwa tunggal (artinya tidak terdiri atas dua atau
beberapa tahap).
· Pada saat Kristus datang kembali, akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang yang
percaya maupun yang tidak.
· Sesudah kebangkitan, orang-orang percaya yang masih hidup akan tiba-tiba diubahkan dan
dimuliakan (1 Korintus 15:51-51).
· Pengangkatan orang percaya saat itu terjadi.
· Lalu ada penghakiman terakhir, semua orang menghadap tahta pengadilan Kristus.
· Setelah penghakiman, masing-masing mendapat tempat kekekalan. Maka tidak ada kerajaan 1000
tahun antara kedatangan Tuhan kedua kali dan masa akan datang yang kekal. Maka penafsiran
Amilenialisme cocok dengan eskatologi PB.
8
LANGIT DAN
BUMI BARU
Yesus
Janji Kristus
PL
AMILENIUM
MILENIUM PENGGENAPAN
MASA GEREJA
Kedatangan
Tuhan
sekali
Kerajaan XR
dimulai
Injil membawa pembebasan semua
bangsa; pengertian ini setan dirantai
Kerajaan Allah digenapi
Kebangkitan
dan
Penghakiman
Yesus
Kristus
LANGIT DAN
BUMI BARU
Janji
PL
POSTMILENIUM Kerajaan XR
dimulai
Injil membawa pembebasan semua
bangsa; dunia menjadi lebih baik
PENGGENAPAN
Kerajaan Allah digenapi
Kebangkitan
dan
Penghakiman
Kedatangan
Tuhan
sekali
Masa milenium keemasan
Yesus
Kristus
LANGIT DAN
BUMI BARU
Janji
PL
PREMILENIUM
Sengsara
7 tahun
KERAJAAN
1000 TAHUN
Kedatangan
Kristus
Kebangkitan
orang benar
v
setan
dilepaskan
Kebangkitan
dan
penghakiman
LANGIT DAN
BUMI BARU
Janji
PL
DISPENSASIONALISME
Hukum
Taurat
Yesus
Kristus
Karunia
Gereja
Kebangkitan
orang benar
Kebangkitan
7 tahun
sengsara
Kedatangan
Yesus Kristus
utk orang kudus-Nya
Rapture
Kedatangan
Yesus Kristus
dgn orang kudus-Nya
Kerajaan
1000 tahun
setan
dilepaskan
Kebangkitan
orang-orang
jahat
Penghakiman
orang-orang
jahat
9
***