Selasa, 12 Oktober 2010

3 Jalur Sport Baru - Tebing Sawarna, Banten


1.Nama jalur adalah Falling stone dengan Grade 5.10
memiliki jumlah pengaman 7 Runner
dengan ketinggian 12 m
by : Freden

2. Nama jalur adalah "Satu-satu" nah ini memiliki cerita sendiri kenapa namnya satu-satu..alasannnya adalah karena si pembuat jalur mengalami kecelakaan sehingga harus men dapat 11 jahitan di kepala saat kembali dari tebing sawarna......

jumlah pengaman 5 Runner
ketinggian 10 m
Grade 5.10
by: i gede bayutika

3. Nama jalur Crack 45
dengan grade 5.11
memiliki ketingggian hanya 6 m dengan jumlah
pengaman sebanyak 3 runner






pada mulanya pembuatan jalur sport ini adalah untuk merayakan ulang tahun KMPA Ganesha ITB yang ke 20, dengan cara memasang 20 hanger di tebing sawarna melalui pembuatan jalus sport. berhubung tim yang aka berangkat pada saat hari H berkurang satu orang yaitu Brother...nah ahirnya pembuatan jalur sport dengan jumlah hanger 20 tidak berhasil. namun tetap bahagia dihati..

coming soon : catatan perjalanan selengkapnya

By : RockClimbing KMPA Ganesha ITB (Bayu - Freden)
video :http://www.youtube.com/watch?v=94TbY4nsOVA&videos=qdCrUIbRreQ&feature=BF

Rabu, 28 April 2010

3 Climbers Ganesha ITB @ tebing siung dan parang ndog





3 Climbers Ganesha ITB

Jadwal kuliah Di kampus ITB yang padat selama awal semester genap meembuat kegiatan perjalanan di KMPA G harus tertunda sampai dengan adanya liburan yang cukup untuk mengadakan perjalanan. Setelah lama menunggu sampai dengan bulan 4 april ternya ta ada satu hari liburan nasional dan harinya pun tepat untuk mengadaan perjalanan yaitu jumat agung. karena hari libur tersebut tepat dihari jumat maka perjalanan dapat dilakukan mulai dari hari kamis malam sampai dengan minggu malam. Agar tida menyia-nyiakan liburan kali ini dengan kegiatan yang bermanfat ,maka anggota KMPA berinisiatif untuk melakukan suatu perjalanan. Sebagian anggota berangat menuju pantai Ujung genteng,ada yang berangat menuju kawah domas di tangkuban perahu dan terahir adalah perjalanan yang terjauh yaitu keberangkatan 3 anggota KMPA yaitu Sigit Wijanaro (G-184-XIII),Achsani Takwim (G -215–XVII) dan Freden Meihara (G – 242- XIX) yang mengambil spesialisasi Rock Climbing menuju tebing di pantai siung dan tebing parang ndog di provinsi DI jogjakarta.

Keberangkatan menuju tebing siung dan parang ndog sebelumnya belum terfikiran oleh ketiga anggota team sampai dengan H-1 keberangatan. Sebelumnya perjalanan akan dilakukan ke desa cibatarua untuk melihat danau yang tersembunyi karena rencana belum matang dan perjalan nya pun cuup jauh ahirnya perjalanan menuju desa cibatarua di tunda. Dan pilihan selain desa cibatarua adalah tebing yang terletak di cililin, dan perjalanan ini puin gagal karena alasan tempat yang belum memiliki akses jalan yang baik. Setelah ketertundaan kedua perjalanan sebelumnnya maka perjalanan ke tebing siung dan parang ndog menjadi alternatif yang sangat menarik karena disana terdapat banya jalur sport yang bisa digunakan untuk pemanjatan sport climbing dan jalur artifisial di tebing parang ndog. Alasan kuat lainnya untuk melakukan perjalanan ini adalah tebing siung dan parang ndog masih jarang dikunjungi oleh anggota KMPA Ganesha ITB.

Team 3 Climbers ahirnya meemutusan untuk berangkat pada hari kamis malam dengan menggunakan transportasi kereta api menuju jogjakarta dengan tujuan melakukan pemanjatan sport di tebing siung dan dokumentasi tebing parang ndog berupa foto tebing. Setelah menentukan tempat dan tujuan perjalan ahirnya persiapan logistik dimulai dari jam 3 sore berupa persiapan alat-alat pemanjatan sport yaitu;

* Carabinner screw 10 buah

* Quickdraw 11 buah

* Kernmantel dinamis 1

* Seling webbing 5

* Seling perusik 5

* Figure of eight 2

* Stitchplate 1

* Carabinner delta 1

* Webbing 4

* Sit Harnrness 3

* Sepatu panjat 2

* Shalk bag 3

Setelah perlengapan panjat diumpulkan selanjutnya perlengapan lainnya berupa perlengapan makan,minum, tidur, pakaian ganti dan lainnya disiapkan olehh team dan kemudian di packing kedalam 1 buah carrier dan dua buah daypack.

Setelah semua perlengapan selesai di packing pada jam 6 sore team siap melakukan pejalanan. Sebelum keberangkatan team terlebih dahulu mengambil foto di depan seketariat KMPA G yang dinamakan SEL. Kemudian team diantar oleh tiga anggota kmpa lainnya yang tidak melakukan perjalanan menuju stasiun kiara condong. Sesampainya di stasiun jam 19.30 dan ereta yang akan ditumpangi berangat pada jm 20.55, untuk tidak menyia-nyiakan waktu menunggu maka sebelum keberangatan kereta kami telebih dahulu makan di warung yang berada didepan stasiun kiara condong. Dan ahirnya jadwal kereta berangat tingal 15 menit lagi, oleh karena itu kami masuk menuju gerbang stasiun untuk naik ke dalam kereta. Ternyata kereta setelah datang dari stasiun padalarang telah meemuat banyak penumpang yang mengharuskan kami berdiri dari stasiun kiara condong sampai stasiun lempuyangan yang berada di kota jogjakarta. Dan setelah lama berdiri ahirnya kereta sampai di stasiun pada pukul 7 pagi hari jumat.

Berikutnya adalah peerjalanan menuju salah satu MAPALA yang ada di kota jogjakarta yaitu mapala janagiri universitas janabadra. Kami memutuskan untuk berjalan dari stasiun meenuju mapala tesebut dan ahirnya karena kurang nya pengalaman di jalan-jalan korta jogjakarta maka waktu jalan normal 30 meenit ditempuh dalam waktu 4 jam perjalanan. ahirnya tiba di mapala janagiri pada pulul 11 WIB. Sesampainya diisana kami langsung ramah tamah dengan penghuni yang saat itu ada di janagiri. Untuk menghilangkan kegerahan akibat teriknya hari pada sat perjalanan kami langsung meembasuh diri dan istirahat siang. Pada sore hari beberapa anggota mapala Satu Bumi datang dan mengajak kami singgah di seketariat mereka. Sesampainya di Satu Bumi kami berkenalan dengan anggota satu bumi bernyanyi ,bercerita dengan jamuan khas ala mapala jogjakarta. Pada pukul 01.00 wib kami istirahat agar esok hari perjalanan ketebing siung tidak tertunda. Esok pagi kami berangkat terlebih dahulu kembali ke janagiri untuk mengambil logistik yang sebelumnnya ditinggalkan kemudian kami berangkat menuju pantai siung pada pukul 09.00 wib dengan menggunakan kendaraan motor dan diantarkan oleh guide kami yang sangat setia dan penuh lawakan yaitu Matsu salah satu anggota Satu Bumi yang mengambil jurusan teknik elekto di Universitas Gajah Mada dan sampai di pantai siung pada pukul 11.30. sesampainya disana kami mengambil base camp di base camp pemanjat yang telah tesedia.

Kemudian kami mempersiapkan alat panjat,makanan secukupnya dan berangkat menuju tebing. Kami memilih tebing yang akan kami panjat sekalian dengan dokumentasi jalur-jalur yang ada di setiap blok tebing yang ada disana. Setela berputar-putar sekitas ½ jam ahirnya kami memulai pemanjatan di jalur yang ada pada Blok B dengan Grade sekitar 5.13. leader pertama adalah mas sigit, dan mengahirinya dengan 1 runner saja dan di belay oleh saya sementara sani sibuk melakukan fotografi pemanjatan. Kemudian saya bertindak sebagai leader dan dengan versi lead dengan “jatuh bangun” ahirnya sampai di runner 4 dan kemudian dicoba oleh sani beberapa kali, pada ingin melanjutkan ke runner terakhir tenyata kami bertiga memutuskan untuk tidak melanjutkannnya agar masih bisa mencoba jalur yang ada di Blok G. Kemudian kami beranjak dari jalur tersebut menuju Blok G yang di sepoanjang perjalan banak mapala lainnya yang sedang melakukan pendidikan lanjut rock climbing bagi anggotanya.

Selanjunya adalah jalur yang ada di blog G, ciri dari jalur ini adalah pegangannya yang berupa lubang-lubang yang hanya bisa di pegang mengunakan 2-3 jari saja sampai dengan runner yang keempat setelah itu dari runner lima sampaii ketujuh sudah banak pegangan yang ukurannnya cukup besar. Leader pertamna adalah sani dan di belay oleh saya sendiri, kemudian guide kami mencoba jalurnya dan sampai di runner ketiga,kemudian mas sigit yang tidak jauh berbeda dengan Matsu,setelah itu saya mencoba jalur dengan belayernya adalah sani. Matahari mulai terbenam diringi ombak laut selatan yang tinggi,langit yang mulai memerah menandakan kami harus mengahiri pemanjatan ini. Ahirnya jalur diibersihkan oleh sani dengan climb down karena tidak ada hanger cincin yang terpasang di jalur tersebut.

Kami meningalkan tebing meenuju pantai untuk melihat terbenamnya matahari menuju salah satu puncakan yang terdapat di tepi pantai tersebut. Aku dan sani menuju puncakan sambil bercerita tentang peerkembangan Rockclimbing ddi KMPA dan mmas sigit dengan Matsu menunggu di tepi pantai sambil bercanda tawa.

Ahirnya matahari di pantai siung mulai tak terlihat lagi. Kami berempat keembali ke base camp untuk beristirahat sembari menikmati makan malam di sebuah warung yang dekat dengan base camp. Seusai makan malam saya langsung mengambil posisi untuk tidur malam agar besok pagi mendapatkan tenaga kembali untuk melakukan pemanjatan, sementara sani,mas sigit dan matsu memilih untuk tidur di tepi pantai disamping sebuah perahu nelayan. Esok pagiinya mas sigit kembali seorang diri menuju basecamp meninggalkan sani dan matsu yang masih tertidur lelap. Kemudian kami berangkat terlebih dahulu menuju jalur kuda laut dengan grade 5.12b agar kami tidak didahului oleh pemanjat lainnya yang juga sedang melakukan perjalanana menuju tebing siung. Aku dan mas sigit langung bersiap melakukan pemanjatan setelah sesampainya di depan alur tersebut, pemanasan dan langsung saya sebagai leader dan mas sigit sebagai belayer. Sapai runner ke tujuah saya masih sanggup melakukan pemanjatan tanpa terjatuh kemudian 2 runner sisanya dilanjutkan dengan lead versi jatuh “bangun lagi” kemuudian sampai lah pada runner sembilan. Setelah semua runner terpasang makan mas sigit mencoba jalur tersebut.

Setelah beberapa kali kami mencoba jalur tersebut sani dan matsu menyusul dan beeberapa anak Gapadri salah satu mapala di jogjakarta datang ke jalur tersebut untuk mengambil liputan keindahan pantai siung sembari mencoba jalur tersebut. Setelah berkenalan dengan beberapa anggota Gapadri ahirnya saya meenyimpulkan banyak orang Batak yang ada di jogjakarta.

Pada jam12 siang kami mengahiri pemanjatan dan mulai cleaning jalur,saya bertindak sebagai clener dan ditengah cleaning jari manis saya tersobek oleh batu karang yang tajam. Meskipun dengan tanga yang berdarah saya tetap melakukan cleaning, ahirnya claening pun selesai. Setelah itu kami langsung beristirahat dan makan siang kemudian melanjutkan perjalanan menuju tebing parang ndog. Untuk meencapai tebing parang ndog terlebiih dahulu kami melewati kota jogjakarta kembali dan perjalanan total dari pantai siung menuu tebing parang ndog adalah 3 jam perjjalanana menggunakan sepeda motor. Ahirnya kami sampai di tebing parang ndog pada pukul 16.00 wib, sebelum menuju tebing kami beristirahat sembari menikmati kelapa muda di warung pinggir tebing.

Ahirnya kami menuju tebing sembari mengambil foto permukaan tebing pada jam 17.00 sampai dengan pukul 18.00. tebing parang ndog memiliki keindahan tersendiri dibanding dengan tebing siung. Tebing parang ndog selain memiliki jalur sport tebing ini juga memiliki banyak jalur yang dapat digunakan untuk pemanjatan artifisial. Tebing ini memiliki ketinggian sekitar 60-80 meter.

Seusai melakukan dokumentasi untuk refrensi tebing di KMPA yang kemudian akan digunakan sebagai tempat perjalanan Gladi lanjut KMPA G ITB XIX kami menuju landasan paralayang yang terdapat di seberang tebing sembari menikmati terbenamnya matahari dengan beberapa batang rokok. Pada jam 19.00 kami berpulang kembali menuju seketariat satu bumi untuk segera membersihkan badan dan berangkat menuju salah satu tempat di kota jogjakarta yaitu malioboro untuk sekedar berjalan-jalan menikmati malam di kota jogjakarta.

Pukul 01.00 wib kami kembali dari malioboro menuju seketariat untuk beristirahat, karena esok hari senin 5 april pukul 12 siang kami kembali menuju kota bandung. Perjalanan pulang kami menggunakan kereta api yang lebih kosong penumpang dibandingkan dengan perjalanan pertama. Kami dihantarkan oleh tiga anggota satu bumi.

Kami sampai kembali di kota bandung pada pukul 23.00 malam setelah menempuh perjalanan selama 11 jam duduk di dalam kereta api yang sangat bermasyarakat yaitu kereta api ekonomi. Perjalanan ini tidak akan pernah

terlupakan karena ramahnya mapala jogjakrta dan indahnya pemandangan dan kegiatan yang dapat dilakukan disana. Terimakasih buat mapala JANAGIRI universitas JANABADRA dan Satu Bumi fakultas teknik UGM.

Rangkuman perjalanan

Total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 600.000,- untuk 3 orang. Biaa tersebut sudah termasuk biaya makan minum,ongkos transportasi,rokok dan jajanan.